DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
Gambar 1. Desain media pembelajaran
A. Hakikat perancangan media
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi pelajaran dan seluruh perangkat penilaian dalam alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Dilihat dari pengadaannya, media dapat menggunakan yang sudah ada yang dibuat oleh pihak tertentu (produsen media) dan kita dapat langsung menggunakannya, begitu juga media yang sifatnya alamiah yang tersedia dilingkungan sekolah juga termasuk yang dapat langsung digunakan. Selain itu, kita juga dapat membuat media sendiri sesuai dengan kebutuhan. Disinilah diperlukannya perencanaan, jika kita memiliki media dengan cara membeli yang sudah ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu banyak dilakukan, cukup dengan mencocokan materi yang akan diajarkan dengan media yang tersedia. Berbeda halnya jika kita membuat media sendiri berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini diperlukan analisis terhadap berbagai aspek, sehingga pas dengan kebutuhan.
B. Langkah langkah perancangan media
1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
Sebuah perencanaan media di dasarkan atas kebutuhan, salah satu indikator adanya kebutuhan karena di dalamnya terdapat kesenjangan. Kesenjangan adalah adanya ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang di maksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.
2. Perumusan tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan karena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita. Dengan tujuan itu pulalah kita dapat mengetahui apakah target sudah dapat tercapai atau tidak. Dalam pembelajaran tujuan juga merupakan faktor yang sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut. Tujuan yang baik, yaitu yang jelas, terukur, operasional, tidak mudah untuk dirumuskan oleh guru, diperlukan latihan, penelaahan terhadap kurikulum dan pengalaman saat melakukan pembelajaran di kelas.
Namun sebagai patokan, sebaiknya perumusan tujuan harus memiliki ketentuan sebagai berikut ;
a. Learner oriented
Dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa, dan bukan perilaku guru.
b. Operational
Perumusan tujuan harusdi buat secara spesifik dan operasional sehingga mudah mengukur tingkat keberhasilannya.
c. ABCD
Untuk memudahkan merumuskan tujuan pembelajaran, membuat formula teknik perumusan tujuan pembelajaran dengan rumus ABCD dengan penjelasan:
Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan.
Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan atau dimuriculkan siswa setelah pembelajaran berlangsung Behaviour int di rumuskan dalam berituk kata kerja contohnya menjelaskan, menyebutkan merinci mengidentifikasi memberikan contoh dan sebagainya.
Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran, misalnya: dengan cara mengamati, tanpa 6membaca kamus, dengan menggunakan kalkulator, dengan benar dan sebagainya.
Degree, adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenühi dalam mencapai perilaku yang diharapkan Penentuan ini tergantung pada jenis bahan materi penting tidaknya materi.
3. Perumusan Materi
Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah dari rumusan tujuan. Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Begitu halnya dengan materi dalam sebuah program media, kriteria materi yang diuraikan tersebut berlaku juga untuk materi pada media. Sebuah program media didalamnya haruslah berisi materi yang harus dikuasi oleh siswa. Jika tujuan sudah dirumuskan dengan baik dan lengkap, maka teknik perumusan materi tidaklah sulit, tinggal kita mengganti kata kerjanya. Lihatlah contoh rumusan tujuan dan bagaimana merumuskannya menjadi materi:
Contoh: Rumusan Tujuan:
a. Siswa dapat menyebutkan pulau-pulau besar yang ada di Indonesia dengan benar
b. Siswa dapat mengurutkan pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk dan kekayaan alam.
c. Siswa dapat mengumpulkan bunyi musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di Indonesia.
Contoh: Rumusan materi dari tujuan di atas:
a. Nama pulau-pulau besar yang ada di Indonesia
b. Pulau-pulau yang ada berdasarkan ukuran luas, jumlah penduduk dan kekayaan alam.
c. Jenis bunyi dan musik khas yang ada disetiap pulau yang ada di Indonesia.
4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Pembelajaran yang kita lakukan haruslah diukur apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak? Untuk mengukur hal tersebut, maka diperlukan alat pengukur hasil belajar yang berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur adalah tiga kemampuan utama yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi dan tes pengukur keberhasilan.
5. Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah di dalam penulisan naskah program media. GBPM dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik yang ada dalam GBPP cocok untuk dibuat media tertentu misalnya video atau radio. Misalnya topik topik yang berisi materi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik yang memerlukan penjelasan visual, Topik-topik yang menampilkan kemampuan psikomotorik lebih cocok diproduksi untuk media video atau media cetak atau tatap muka di kelas.
C. Penulisan naskah media
Naskah merupakan rancangan cerita atau pedoman untuk menentukan urutan kejadian (materi) yang saling berhubungan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya. Dari runtutan kegiatan tersebut yang nantinya akan di terjemahkan kedalam bentuk tampilan yang ada pada layar computer. Dalam hal ini membuat/memproduksikan media sangat di perlukan adanya naskah dan itu sangatlah tidak mudah karena di butuhkan suatu teknik serta sasaran objek yang nyata, dimana orang yang melihat atau mendengarnya seolah dapat ikut merasakan sasaran objek.
Langkah langkah sebelum memulai penulisan
1. Mengidentifiki sasaran yang akan menggunakan program media tersebut
2. Mengembangkan atau mendeskripsikan tujuan pembelajaran dengan jelas
3. Menyiapkan materi yang relevan dengan apa yang di tulis
4. Mengidentifikasi materi yang sudah terkumpul untuk di seleksi mana yang cocok dengan teks gambaran, foto, album, audio, animasi, dan video
Jenis media untuk penulisan naskah media
1. Media audio, adalah media yang mengandalkan suara saja sehingga untuk menikmatinya di butuhkan indera pendengaran
2. Media visual, adalah media yang mengandalkan indera penglihatan yang menampilkan gambar dan teks diam taupun symbol yang bergerak
Jenis naskah media
1. Naskah media audio, dalam media audio dapat di kemas menjadi beberapa format saja yang di antaranya : dialog atau diskusi.
2. Naskah media audiovisual, media video merupakan media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan visual, unsur suara yang ditampilkan berupa narasi, dialog.
3. Naskah media grafis, media grafis adalah media yang dihasilkan dengan cara di cetak melalui teknik manual atau di buat dengan cara menggunakan gambar tau melukis teknik printing, sablon.
Komentar
Posting Komentar